NBA Berduka, Legenda Knicks Dick Barnett Tutup Usia

NBA Berduka

Pendahuluan

NBA Berduka, Legenda Knicks Dick Barnett Tutup Usia. Dunia bola basket berduka atas kepergian Dr. Richard “Dick” Barnett, legenda New York Knicks dan anggota Hall of Fame Naismith Memorial Basketball, yang meninggal dunia pada usia 88 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh New York Knicks pada Minggu (27/4/2025), meninggalkan duka mendalam bagi para penggemar dan organisasi tim.

NBA Berduka, Legenda Knicks Dick Barnett Tutup Usia. “Kami sangat sedih mendengar tentang meninggalnya legenda Knicks, Dr. Richard Barnett,” demikian pernyataan resmi dari New York Knicks. “Sepanjang karirnya yang gemilang, Dick Barnett mewujudkan segala arti menjadi seorang New York Knick, baik di dalam maupun di luar lapangan. Ia meninggalkan dampak positif bagi semua orang yang berinteraksi dengannya, dan organisasi ini sangat beruntung menjadikannya bagian integral dari sejarah kami. Nomor jerseynya akan selamanya tergantung di langit-langit Madison Square Garden, dan permainannya sepanjang karirnya akan selamanya menjadi bagian dari kenangan para penggemar Knicks. Duka cita kami bersama keluarga, teman, dan rekan satu timnya di masa sulit ini.” situs slot gacor andalan sejak 2019 di situs totowayang rasakan kemenangan dengan mudah.

Penyebab kematian Barnett tidak diungkapkan oleh pihak Knicks. Namun, laporan dari New York Times menyebutkan bahwa Barnett meninggal dalam tidurnya di sebuah panti jompo di Florida pada akhir pekan.

Karier Gemilang di Kampus dan Awal Profesional

Lahir di Gary, Indiana, pada 2 Oktober 1936, Barnett pertama kali mencuri perhatian di level perguruan tinggi saat bermain untuk Tennessee Agricultural and Industrial State University (kini Tennessee State). Di bawah bimbingan pelatih legendaris John McLendon, Barnett memimpin tim Tigers meraih tiga gelar juara nasional NAIA secara beruntun dari tahun 1957 hingga 1959. Ia juga meraih penghargaan All-America tiga kali dan dinobatkan sebagai MVP Turnamen NAIA sebanyak dua kali, menjadikan Tennessee A&I sebagai universitas kulit hitam pertama yang memenangkan gelar juara bola basket nasional.

Setelah dominasi di level kampus, Barnett dipilih oleh Syracuse Nationals (kini Philadelphia 76ers) sebagai pilihan kelima keseluruhan dalam NBA Draft 1959. Ia bermain sebagai pemain keenam di belakang para guard Larry Costello dan Hal Greer. Sebagai seorang rookie, ia mencetak rata-rata 12,4 poin per pertandingan. Pada musim 1960-61, ia mencetak 16,9 poin, yang menempatkannya di urutan ketujuh di antara para guard liga.

Baca Juga: Stephen Curry Pimpin Warriors Unggul 2-1 Saat Jimmy Butler Absen di Game 3

Petualangan di ABL dan Lakers Sebelum Menjadi Legenda Knicks

Pada tahun 1961, Barnett bergabung dengan Cleveland Pipers di American Basketball League (ABL), yang dimiliki oleh George Steinbrenner (pemilik New York Yankees di masa depan) dan dilatih oleh John McLendon. Ia menjadi bagian dari tim juara ABL 1961-62. Setelah ABL bubar, hak bermain Barnett dijual ke Los Angeles Lakers pada tahun 1962 dengan harga $35.000, yang pada saat itu merupakan transaksi pemain tunai terbesar dalam sejarah liga. Di Lakers, ia kembali berperan sebagai pemain keenam di belakang bintang-bintang seperti Elgin Baylor dan Jerry West. Ia membantu Lakers memenangkan gelar Divisi Barat setelah West absen karena cedera. Di Lakers, ia mendapatkan julukan “Fall Back Baby” dari komentator terkenal Chick Hearn, merujuk pada gaya jump shot uniknya di mana ia sedikit memundurkan kakinya saat melepaskan bola.

Era Keemasan Bersama New York Knicks

Pada 14 Oktober 1965, Barnett diperdagangkan ke New York Knicks. Di musim pertamanya bersama Knicks, ia langsung menjadi top scorer tim dengan rata-rata 23,1 poin per pertandingan. Pada tahun 1968, ia terpilih untuk satu-satunya penampilan All-Star dalam karirnya. Namun, puncak kariernya bersama Knicks adalah saat ia membantu tim meraih dua gelar juara NBA pada tahun 1970 dan 1973, mengalahkan Lakers di kedua final tersebut. Dalam Game 7 Final NBA 1970 yang legendaris, di mana Willis Reed secara heroik bermain meski cedera, Barnett justru menjadi top scorer Knicks dengan 21 poin.

Selama sembilan musim bersama Knicks, Barnett menjadi pemain kunci dan mencatatkan rata-rata 15,6 poin per pertandingan. Ia saat ini berada di urutan kesembilan dalam daftar skor sepanjang masa Knicks dengan 9.442 poin. Nomor punggung 12 yang ia kenakan selama bermain untuk Knicks dipensiunkan oleh tim pada tahun 1990 sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya.

Kehidupan di Luar Lapangan dan Warisan Abadi

Di luar lapangan, Barnett dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berdedikasi pada pendidikan. Sambil bermain untuk Knicks, ia meraih gelar master di bidang administrasi publik dari New York University dan kemudian meraih gelar doktor di bidang pendidikan dari Fordham University pada tahun 1991. Ia kemudian mengajar manajemen olahraga di St. John’s University di New York dan mendirikan perusahaan penerbitan, Fall Back Baby Productions, di bawah nama tersebut ia menulis puisi dan esai.

Barnett juga memiliki dedikasi yang besar untuk menghormati tim kampusnya di Tennessee State. Ia memimpin upaya panjang agar tim juara Tennessee A&I dari tahun 1957-1959 diakui. Upayanya membuahkan hasil ketika tim tersebut diabadikan di Hall of Fame pada tahun 2019. Pada tahun 2024, Barnett sendiri secara individu dilantik ke dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame, sebuah pencapaian puncak untuk karir yang penuh dampak. Pada tahun yang sama, ia dan mantan rekan satu timnya dihormati di Gedung Putih oleh Wakil Presiden Kamala Harris.

Kesimpulan

Kepergian Dick Barnett meninggalkan lubang besar dalam komunitas bola basket. Ia dikenang bukan hanya sebagai pemain yang hebat dan juara dua kali NBA, tetapi juga sebagai seorang intelektual, pendidik, dan pejuang yang gigih. Warisannya akan terus hidup melalui prestasinya di lapangan, kontribusinya di dunia pendidikan, dan inspirasi yang ia berikan kepada generasi atlet berikutnya.

Post Comment

You May Have Missed